Polda Kalbar - Polres Sanggau -
Kapolri Jenderal Tito Karnavian di dampingi Panglima TNI Marsekal Hadi
Tjahjanto, Ketua DPD RI, Oesman Sapta Odang menyampaikan, penekanan utama
kepada prajurit TNI dan Polri di perbatasan agar membangun kekompakan dengan
masyarakat.
“Kita selalu berdiskusi sebelum berkunjung ke Entikong.
Antara Polri dan TNI harus kompak dan bersinergi, tetapi untuk yang baik.
Jangan sampai bersinergi untuk yang tidak baik. Karena kerawanan utama di
daerah perbatasan adalah masuknya barang-barang ilegal, apalagi barang-barang
yang membahayakan,” tegasnya, saat tatap muka Panglima TNI dan Kapolri dengan masyarakat
Entikong di Pos Komado Taktis (Kotis) Satgas Pamtas RI-Malaysia, Entikong,
Kabupaten Sanggau, Jumat (27/4/2018).
Kapolri menuturkan, Polri memahami ada problema tentang
barang-barang yang masuk lintas batas misalnya sembako.
“Suplai dari dalam negeri terkadang terhambat atau kesulitan
di beberapa tempat, sementara suplai dari Malaysia lebih baik misalnya, itu
bisa mempengaruhi. Dan kalau distop begitu saja juga akan mempengaruhi
masyarakat. Terutama yang menyangkut sembako,” tegasnya.
Kapolri menegaskan, kondisi ini jangan sampai menjadi
pembenar, termasuk masuknya barang-barang berbahaya seperti narkotika, karena
saat ini pemerintah berusaha untuk memperbaiki suplai semabako dari dalam
negeri.
“Perbatasan di Kalbar termasuk daerah yang cukup rawan,
disamping Pantai Timur Sumatera. Untuk itu, dibutuhkan kerjasama dengan
masyarakat, dibutuhkan informasi-infomasi dari masyarakat,” jelasnya.
Kapolri Tito menjelaskan, TNI dan Polri yang datang ke
perbatasan, silih berganti, sementara masyarakat yang ada di sini sudah puluhan
tahun dan sangat paham jalur-jalurnya. “Tolong sama-sama saling bantu dan
bekerjasama. Jangan biarkan barang-barang berbahaya masuk ke Indonesia. Karena
kalau masuk akan membahayakan bagi bangsa dan generasi muda kita,” tegasnya.
Dikatakanya, selain tugas pokok menjaga keamanan, TNI dan
Polri juga berusaha memberikan bantuan kepada masyarakat dalam rangka
merealisasi cita-cita Presiden Jokowi, yaitu membangun dari pinggiran,
membangun dari perbatasan.
“Saya selaku pimpinan Polri sangat mendukung program
tambahan di perbatasan. Saya juga terkesan dengan program petasan yang
disampaikan Danrem 121/Abw, diantaranya mengajar. Tadi kami juga sudah
sampaikan dengan Ketua DPD RI, Dirjen Bea Cukai, ini bisa menjadi cikal bakal
dalam rangka mengembangkan kerja sama yang lebih sistematis ditingkat pusat
untuk semua daerah perbatasan,” tegasnya.
Kerja sama itu, lanjut Kapolri, melibat TNI, Polri dan
kementerian terkait seperti Kemenkes, Kementan, Kementerian BUMN, Kemendikbud
dan lain-lain.
“Kita upayakan nanti bisa duduk bersama untuk membuat apa
yang bisa kita bantu. Karena Polri dan TNI ada di mana-mana, ada di seluruh
daerah perbatasan. Ini sebetulnya bisa dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan
membangun dari pinggiran itu, ” ujarnya.
Tetapi, Kata Kapolri, kalau diberikan kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat positif, dan dibiayai anggaran resmi, melibatkan juga pihak-pihak
perusahaan-perusahaan melalui program CSR serta didukung masyarakat, ia yakin
perbatasan akan lebih maju. Dan Bapak Presiden sudah memulai dengan membangun
infrastrukturnya.
Penulis : Denny
Ardiyanto