Polda Kalbar - KPU Provinsi Kalimantan Barat menggelar konser musik yang bertemakan Pemilih
Berdaulat Negera Kuat, yang diselenggarakan di Alun-alun Kapuas, Sabtu
(23/3/2019). Kegiatan ini dihadiri oleh Kapolda Kalbar Inspektur Jenderal
Polisi Drs Didi Haryono SH MH yang diwakili oleh Wakapolda Kalbar Brigjen Pol Sri
Handayani, Ketua KPU Provinsi Kalimantan Barat, Ketua Bawaslu Provinsi
Kalimantan Barat, Aster Kodam XII/Tpr, Kepala Biro Pemerintahan Provinsi
Kalimantan Barat.
Dalam
sambutannya, Wakapolda Kalbar mengatakan bahwa ini adalah Pemilu serentak
pertama dalam sejarah bangsa dan negara Indonesia, karena untuk pertama kalinya
dilaksanakan pemilihan legislatif, calon presiden dan calon wakil presiden
secara serentak.
Indonesia
dianugerahi dengan bonus demografi jumlah penduduk usia produktif lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok usia non produktif. Peran pemilih pemula dan
generasi milenial akan sangat menentukan dalam pemilu 2019 ini.
Polri
sebagai pengemban tugas untuk mengamankan jalannya tahap-tahap Pemilu 2019 ini
berharap agar tingkat partisipasi pemilih bisa mencapai target nasional 77,5%
atau setidaknya melebihi rata-rata nasional seperti pada Pilkada 2018, dimana
tingkat partisipasi pemilih di Kalimantan Barat adalah 75,07% sedangkan
rata-rata partisipasi pemilih nasional adalah 73,24%.
"Keselamatan
dan keamanan saudara-saudari merupakan Fokus dari Polda Kalimantan Barat. Kami
dari Kepolisian Daerah Kalimantan Barat beserta TNI telah berkomitmen untuk mengawal
setiap tahap Pemilu 2019 ini agar bisa berjalan dengan aman, sejuk dan damai.
Kami telah menggelar dua pertiga kekuatan personil sekitar 6.670 orang dibantu
dari Kodam XII Tanjungpura sebanyak 4.896 orang, sehingga total kesemuanya yg
melaksanakan pengamanan nanti adalah sebanyak 11.565 orang", jelasnya.
Dari
statistik nilai dan upaya pengamanan yang telah dilakukan kami berharap agar
calon pemilih tidak ragu menggunakan hak pilihnya pada tanggal 17 April
mendatang, sehingga tingkat partisipasi pemilih di Kalimantan Barat dapat
meningkat dibanding dengan Pilpres 2014 yang hanya 74%.
Hal
yang tidak kalah penting adalah keutuhan bangsa setelah Pemilu itu sendiri,
pilihan kita boleh beda tapi ingat bahwa kita masih bersaudara apapun latar
belakang perbedaan yang ada jangan sampai perbedaan politik atau perbedaan
pilihan politik membuat kita sebagai bangsa Indonesia yang kuat, satu dan cinta
damai ini terpecah.
Keamanan adalah milik kita bersama
mari kita jaga bersama, tanamkan 4 Pilar Kebangsaan kita sebagai bangsa
Indonesia yakni Pancasil, Undang-undang dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan
NKRI.
Penulis : Cucu Safiyudin S.Sos SH MH
Publish : Humas Polres Sanggau