Polda Kalbar, Pontianak -
Bertempat di Gedung utama rektorat Untan, Polda Kalbar menggagas Fokus Group
Discussion (FGD) mengusung tema Merajut Harmonisasi Keberagaman di Bumi
Khatulistiwa dalam Bingkai NKRI dihadiri segenap unsur forkopimda provinsi,
para tokoh masyarakat, para Rektor, para Dosen, Mahasiswa, para Ketua BEM,
Pimpinan redaksi media massa dan penggiat media sosial.
Sebagai nara
sumber Kapolda Kalbar, Gubernur Kalbar, Pangdam XII Tanjungpura, Prof Topo
Santoso guru besar universitas indonesia dan Rektor universitas tanjung pura.
Kepala
Kepolisian Daerah Kalaimantan Barat Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono
SH MH selaku nara sumber menyambut baik
kegiatan ini yang merupakan pintu gerbang dari program maintenance partnership
untuk membangun kesepahaman tentang bagaimana menyikapi perkembangan situasi
dalam rangka menciptakan dan memelihara kamtibmas sehingga unsur pemerintah,
civitas akademika dan unsur masyarakat memiliki cara pandang, semangat dan
wawasan yang sama dalam memberdayakan daya tangkal, daya cegah dan daya
penanggulangan, terhadap berbagai hal yang dapat mengganggu stabilitas keamanan
di wilayah kalimantan barat,” katanya.
Selain itu, Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi
Haryono mengucap terima kasih pada semua komponen masyarakat kalbar yang telah
bersama mengatasi bencana Karhutla.
“Berkat
sinergitas mengatasi Karhutla, kalbar mendapat apresiasi dari Menteri KLKH atas
percepatan penanganannya yang sinergis melalui kerja keras semua pihak.
Karhutla lebih berbahaya dari Narkoba, kita tau Narkoba sangat berbahaya namun
kita bisa menghindar. Akan tetapi kalau Karhutla kita tidak bisa menghindar
dari udara yang sudah terpapar yang berdampak terhadap kesehatan. Berbagai
langkah kita lakukan agar tahun depan 2020 Kalbar harus bebas dari Karhutla,
saat ini 99 kasus karhutla kita tangani, 64 dalam proses penyidikan sisanya
penyelidikan dan 34 kasus merupakan korporasi,” kata Inspektur Jenderal Polisi
Drs Didi Haryono SH MH.
Mencermati
sejarah perjuangan, maka sebagai anak bangsa sudah menjadi kewajiban kita semua
untuk terus menggelorakan semangat kebhinekaan persatuan dan kesatuan bangsa,
dimulai dari lingkup yang paling sederhana yaitu dengan mencintai dan merawat
keberagaman yang kita miliki khususnya di bumi khatulistiwa kita tercinta.
“Kalbar
merupakan provinsi terluas ke-empat se-Indonesia,
lebih luas dari keseluruhan pulau jawa dan bali. Yang memiliki
bentangan 1 1/6 pulau jawa dengan luas wilayah 146.807,90 km2 meliputi 14
kabupaten/kota. 174 kecamatan, 2131 desa/kelurahan, memiliki jumlah penduduk
terbanyak se-pulau kalimantan dan
berbatasan langsung dengan negara malaysia, dengan panjang perbatasan
darat antara indonesia – malaysia ± 966 km,” ujar Inspektur Jenderal Polisi Drs
Didi Haryono.
Mengingat
kondisi geografis kalimantan barat yang berbatasan langsung dengan serawak
(negara bagian malaysia) menjadikan dinamika kamtibmas kalimantan barat
mengarah kepada extra ordinary crimes (kejahatan-kejahatan yang bersifat luar
biasa), bentuk-bentuk kejahatan antar negara seperti perdagangan manusia, masuknya paham-paham berimplikasi terhadap gangguan dan
kejahatan terhadap kemanusiaan.
“Potensi
kerawanan itu semua kita antisipasi dengan tetap mengelolanya agar kamtibmas
tetap kondusif, karena situasi kamtibmas yang kondusif adalah modal dasar dari
pembangunan nasional. tidak ada satu pun daerah yang dapat meningkat kualitas
kehidupan masyarakatnya dan memajukan daerahnya jika kamtibmasnya terganggu.
kondisi kamtibmas yang ideal adalah situasi yang adem (aman, damai, energik dan
mantap) dalam beraktifitas sehari-hari,” tutur Inspektur Jenderal Polisi Drs
Didi Haryono.
Program polda
kalbar berkibar menjadi unggulan, untuk mewujudkan hal itu, dengan menerapkan
strategi melalui langkah-langkah yang mengedepankan pro-aktif kepolisian
yang profesional, modern, dan terpercaya. dituangkan
dalam wujud program kebijakan kapolda kalbar yang telah dilaksanakan dalam tiga
tahapan terhadap situasi kamtibmas di wilayah kalimantan barat.
“1) tahap
pertama, zero illegal dan zero tolerance, dengan mengedepankan konsep law
enforcement sebagai langkah pro-aktif kepolisian yang difokuskan terhadap zero
illegal dan zero tolerance.
2) tahap
kedua, dengan 4 focus konsen;
a.law
enforcement, dengan focus prioritas di bidang lingkungan hidup dan
transnational crimes serta kejahatan terhadap kekayaan
negara dan narkoba.
b. social
maintenance, yaitu pemberian target penanganan zero illegal kepada para
penyidik dengan memperhatikan dinamika sumber
daya yang dimiliki.
c. public
trust, yaitu meningkatkan kualitas pelayanan dan kultur kepolisian guna semakin
menambah kepercayaan public secara
berkelanjutan.
d.partnership,
yaitu meningkatkan kerjasama dengan stake holder sebagai mitra guna membangun
kepercayaan publik.
3) tahap
ketiga, dalam program jilid tiga dengan 3 fokus konsen;
a.
transnational crimes & environmental crimes, prioritas penanganan kejahatan
lintas batas, narkoba dan kejahatan lingkungan hidup sebagai extra ordinary
crimes;
b. maintenance
partnership, memelihara serta meningkatkan hubungan dengan masyarakat dan
stakeholder di wilayah hukum kalimantan barat. melalui kegiatan rakor lintas
sektoral, coffe morning lintas etnis, anjangsana ketokoh lintas etnis, rapat
bersama dengan pimpinan universitas dan civitas akademika, melaksanakan FGF,
mulai tingakatan provinsi, kota/kabupaten sampai dengan tingkat
pedesaan/kelurahan;
c. public
service, akselarasi pelayanan publik melalui penilaian masyarakat terhadap
program polda kalbar berkibar,” papar Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi
Haryono.
Banyak hal
yang disampaikan oleh Kepala Kepolisian Daerah Kalaimantan Barat Inspektur
Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH terutama menyangkut bagaimana memelihara
hubungan interaksi antar masyarakat dimana di Kalbar yang multi etnis ada 17
etnis.
“Kuncinya adalan
bangun komunikasi dan interaksi antar etnis Kita semua jaga, silahturahmi kita
jalin melalui pertemuan bulanan lintas etnis dilakukan setiap bulannya,” ucap
Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH.
Setiap manusia
pada dasarnya memerlukan rasa aman. Aman merupakan kebutuhan hakiki setiap
manusia. Kita tidak bisa melakukan apapun kalau dihantui rasa kekuwatarin.
“Aman
merupakan kebutuhan kita bersama. Aman harus kita kelola bersama dari unsur
unsur yang bisa mengganggu, seperti halnya Polri memilah gangguan menjadi
empat, yakni kejahatan konvensional; kejahatan tran nasional; berimplikasi
kontijensi dan yang merugikan kekayaan negara,” jelas Inspektur Jenderal Polisi
Drs Didi Haryono SH MH.
Mengakhiri
sambutan, Kapolda berpesan bahwa
kalbar memiliki potensi alam yang besar begitu juga Potensi SDM nya banyak.
“Tugas
Mahasiswa adalah belajar, terutama akan menjadi kebanggan orangtua saat
dilantik wisuda nantinya. Mahasiswa adalah kaum intelek sehingga dalam
menyampaikan aspirasi mengedepankan akal, logika dan mematuhi aturan. Kami
bangga mahasiswa di Kalbar menjaga identitas diri sbagai seorang mahasiswa
dengan tampil mengenakan jaket almamater sehingga kami tau saudara adalah
mahasiswa. Adik adik mahasiswa adalah generasi bangsa penerus kami, generasi
boleh berganti namun Indonesia harus ada
selama lamanya,” pungkasnya.
sebagai
informasi, turut hadir juga Wakapolda Kalbar Brigjen Pol Drs Imam Sugianto dan
PJU Polda Kalbar ditengah Fokus Group Discussion (FGD) hadir bersama Civitas
Akademika Untan dan perguruan tinggi se-Kalbar.
——
[ Penulis:
Kabidhumas / Kepala Urusan Produk Kreatif Multi Media Humas Polda Kalimantan
Barat, Ajun Komisaris Polisi Cucu Safiyudin ]