Polres Sanggau - Letak geografis Kabupaten Sanggau yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia menjadi pintu masuk peredaran narkotika. Sanggau bahkan menjadi pelintasan paling sering digunakan pelaku kejahatan untuk memasukkan narkotika berdasarkan data pengungkapan yang dilakukan petugas di perbatasan.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Sanggau, AKBP Ngatiya saat menjadi narasumber pada diskusi kontinu Pojok Si Gondrong, Kamis (8/10) malam mengakui Kabupaten Sanggau banyak celah bagi para pelaku kejahatan untuk menyelundupkan serta membawa narkotika melalui jalan tikus.
“Ini jadi tanggung jawab kita bersama. Kalau diserahkan ke kami atau polisi atau TNI sendiri juga tidak akan maksimal. Sinergitas semua, tidak hanya aparat, harus dilakukan terutama terkait dengan informasi dari masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu Kapolres Sanggau, AKBP Raymond Marcellino Masengi, S.IK, MH menambahkan untuk memutus mata rantai jaringan narkotika memang bukan perkara mudah. Apalagi, para pelaku kejahatan ini menggunakan sistem terputus. Untuk membongkarnya tetap dapat dilakukan, tetapi juga tidak semudah yang dibayangkan.
“Mengungkap sistem jaringan terputus ini yang kadang tidak mudah. Meskipun, saya yakin, bisa dilakukan oleh aparat baik itu Kepolisian atau BNN sendiri,” pungkasnya.
AKBP Raymond pun menyinggung peran masyarakat yang tidak bisa diabaikan dalam memberikan informasi. Bagaimanapun, pengungkapan yang sudah-sudah, tidak terlepas dari informasi masyarakat.
“Pengungkapan beberapa hari belakangan juga tidak bisa dipungkiri, bahwa ada peran masyarakat dalam hal informasi. Karena informasi ini sangat penting. Nah, untuk menguji informasi ini, kepolisian membuat langkah-langkah penyelidikan lebih dulu,” imbuhnya.
Kapolres Sanggau kembali menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu takut untuk memberikan informasi kepada aparat. Tetapi dengan catatan bahwa informasi yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan sehingga aparat betul-betul terbantu dengan informasi yang diberikan.
“Jangan takut (memberi informasi). Tetapi jangan juga informasi asal-asalan. Apalagi katanya-katanya. Informasi itu bisa disampaikan ke Kepolisian atau BNN,” ujar dia.
Sementara itu, anggota DPRD Sanggau, Supardi menegaskan bahwa narkoba merupakan musuh bersama. Peran keluarga sangat besar, terutama para orangtua, agar dapat memberikan edukasi kepada anak-anaknya yang notabene sebagai generasi masa depan.
Dirinya tidak ingin, upaya-upaya yang selama ini telah dilakukan oleh pemerintah dan aparat menjadi tidak maksimal gara-gara lingkungan keluarga tidak peduli dengan kondisi ancaman bahaya narkoba.
“Kepedulian kita semua sangat dibutuhkan,” tegasnya.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Sanggau, AKBP Ngatiya saat menjadi narasumber pada diskusi kontinu Pojok Si Gondrong, Kamis (8/10) malam mengakui Kabupaten Sanggau banyak celah bagi para pelaku kejahatan untuk menyelundupkan serta membawa narkotika melalui jalan tikus.
“Ini jadi tanggung jawab kita bersama. Kalau diserahkan ke kami atau polisi atau TNI sendiri juga tidak akan maksimal. Sinergitas semua, tidak hanya aparat, harus dilakukan terutama terkait dengan informasi dari masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu Kapolres Sanggau, AKBP Raymond Marcellino Masengi, S.IK, MH menambahkan untuk memutus mata rantai jaringan narkotika memang bukan perkara mudah. Apalagi, para pelaku kejahatan ini menggunakan sistem terputus. Untuk membongkarnya tetap dapat dilakukan, tetapi juga tidak semudah yang dibayangkan.
“Mengungkap sistem jaringan terputus ini yang kadang tidak mudah. Meskipun, saya yakin, bisa dilakukan oleh aparat baik itu Kepolisian atau BNN sendiri,” pungkasnya.
AKBP Raymond pun menyinggung peran masyarakat yang tidak bisa diabaikan dalam memberikan informasi. Bagaimanapun, pengungkapan yang sudah-sudah, tidak terlepas dari informasi masyarakat.
“Pengungkapan beberapa hari belakangan juga tidak bisa dipungkiri, bahwa ada peran masyarakat dalam hal informasi. Karena informasi ini sangat penting. Nah, untuk menguji informasi ini, kepolisian membuat langkah-langkah penyelidikan lebih dulu,” imbuhnya.
Kapolres Sanggau kembali menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu takut untuk memberikan informasi kepada aparat. Tetapi dengan catatan bahwa informasi yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan sehingga aparat betul-betul terbantu dengan informasi yang diberikan.
“Jangan takut (memberi informasi). Tetapi jangan juga informasi asal-asalan. Apalagi katanya-katanya. Informasi itu bisa disampaikan ke Kepolisian atau BNN,” ujar dia.
Sementara itu, anggota DPRD Sanggau, Supardi menegaskan bahwa narkoba merupakan musuh bersama. Peran keluarga sangat besar, terutama para orangtua, agar dapat memberikan edukasi kepada anak-anaknya yang notabene sebagai generasi masa depan.
Dirinya tidak ingin, upaya-upaya yang selama ini telah dilakukan oleh pemerintah dan aparat menjadi tidak maksimal gara-gara lingkungan keluarga tidak peduli dengan kondisi ancaman bahaya narkoba.
“Kepedulian kita semua sangat dibutuhkan,” tegasnya.