Polres Sanggau - Polres Sanggau menggelar rapat koordinasi program Penanganan Stunting Kabupaten Sanggau yang dilaksanakan di ruang PPKO Polres Sanggau.
Kegiatan dipimpin oleh Wakapolres Sanggau Kompol Yafet Patabang, SH, S.I.K dan diikuti oleh Kepala Dinas Kesehatan Sanggau Ginting, S.Si, Apt, M.Km, Kabag SDM Polres Sanggau Akp Harsoyo, S.Mn, MM, Kasat Binmas Polres Sanggau AKP Sukiswandi, Kasubbag Dal Ops Bag Ops Polres Sanggau AKP Muhammad Ginting, SH, MH, Kanit Tipidkor Sat Reskrim Polres Sanggau Ipda Arnold Rocky Montolalu, SH, MH, Kasi Dokkes Polres Sanggau Iptu Narsin, A.Md. Kep, para staf Dinas Kesehatan Sanggau, dan perwakilan dari Puskesmas di Kabupaten Sanggau.
Wakapolres Sanggau dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran seluruh peserta rapat koordinasi.
“Program penanganan Stunting oleh Polres Sanggau telah berlangsung selama 2,5 bulan, kegiatan tersebut merupakan atensi dan penekanan dari Kapolda Kalbar serta dilaksanakan di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Wakapolres Sanggau juga menyampaikan rapat koordinasi penanganan Stunting antara Polres Sanggau dengan Dinas Kesehatan Sanggau agar tetap dilaksanakan secara berkelanjutan karena penanganan Stunting memerlukan proses dan waktu dalam jangka panjang.
“Saya meminta agar para peserta rapat dapat memberikan saran demi tujuan utama yaitu menurunkan angka Stunting di Kabupaten Sanggau,” pungkasnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Sanggau dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas undangan kegiatan rapat koordinasi penanganan Stunting oleh Polres Sanggau.
Ginting juga menyampaikan tentang sasaran kerjasama penanganan Stunting yaitu ibu hamil, bayi usia 0 tahun sampai 2 tahun, dan bayi usia 2 tahun sampai 5 tahun.
“Target Stunting Presiden RI yaitu pada tahun 2024 angka Stunting di seluruh Indonesia maksimal 14% sehingga telah dilaksanakan program percepatan penanganan Stunting,” ucapnya.
Terkait dua versi data angka Stunting di Kabupaten Sanggau, Ginting menjelaskan untuk periode tahun 2021 s/d tahun 2022 yaitu versi E-PPGBM (Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) angka Stunting mengalami peningkatan 25% sehingga saat ini menjadi 32%, dan data versi SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) angka Stunting mengalami penurunan 19% sehingga saat ini menjadi 17%.
Dirinya juga menjelaskan bahwa apabila hendak menurunkan angka Stunting agar lebih fokus pada bayi usia 0 tahun sampai 2 tahun.
“Untuk PMT (Pemberian Makanan Tambahan) berbasis lokal yaitu bahan pangan lokal untuk menjaga kesinambungan dengan anggaran dari pusat tahun 2023 sebesar Rp.4.539.440.000,00 bagi 2.238 bayi selama 90 hari berturut-turut guna meningkatkan perubahan status bayi dari Stunting menjadi tidak Stunting,” tukasnya.
Terakhir Kabag SDM Polres Sanggau dalam paparannya menyampaikan tentang target peserta, data animo keseluruhan, dan data animo per Satker jajaran Posyandu Presisi Peduli Stunting Polres Sanggau.
Dirinya juga memaparkan tentang anggaran Posyandu Presisi Peduli Stunting Polres Sanggau. Serta menjelaskan tentang waktu, lokasi, menu makanan tambahan, pelaksanaan, dan progress Posyandu Presisi Peduli Stunting Polres Sanggau.
Adapun hasil rapat koordinasi yaitu telah dibahas tentang survey dari petugas Dinas Kesehatan Sanggau yang menemukan adanya telur dan susu yang telah diberikan pada saat Posyandu Stunting kemudian dimakan oleh orang tuanya dan pemberian saran dari Dinas Kesehatan Sanggau agar Polres Sanggau mengawal PMT lokal dari Dinas Kesehatan sehingga tercipta mutualisme (kegiatan distribusi PMT lokal oleh Dinas Kesehatan menjadi lebih aman dan pengeluaran anggaran Posyandu Presisi Peduli Stunting Polres Sanggau menjadi lebih ringan).
Kegiatan rapat koordinasi tersebut bertujuan untuk memperkuat sinergitas percepatan penurunan Stunting oleh Polres Sanggau dan Dinas Kesehatan Sanggau sekaligus analisa dan evaluasi pelaksanaan Posyandu Presisi Peduli Stunting Polres Sanggau.