Polres Sanggau - Personel Polsek Kapuas, Polres Sanggau, melakukan pemantauan intensif terhadap situasi banjir dan tanah longsor di wilayah Kecamatan Kapuas. Monitoring ini dilakukan sebagai respons terhadap meningkatnya curah hujan yang menyebabkan debit air Sungai Kapuas dan Sungai Sekayam naik secara signifikan, Kamis (6/2).
Kapolsek Kapuas, Iptu Marianus, menyampaikan bahwa pihaknya terus melakukan pembaruan data serta pengawasan di lapangan guna memastikan keselamatan warga.
“Kami telah menurunkan personel untuk memantau langsung kondisi di beberapa titik rawan banjir dan longsor. Selain itu, kami juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk langkah mitigasi,” ujarnya.
Hasil pemantauan menunjukkan bahwa sebanyak 16 titik di Kecamatan Kapuas terdampak banjir. Beberapa desa yang mengalami kenaikan air signifikan di jalur Sungai Kapuas antara lain Desa Sungai Batu di Dusun Sungai Bemban dengan ketinggian air 45-55 cm, Desa Nanga Biang di Dusun Biang 45-70 cm, Desa Sungai Muntik di Dusun Sungai Muntik 25-40 cm, serta Kelurahan Beringin di Lingkungan Liku dengan ketinggian air 40-60 cm.
Selain itu, beberapa desa lain seperti Desa Sungai Alai, Desa Lintang Kapuas, dan Desa Penyeladi juga mengalami kenaikan air dengan ketinggian bervariasi antara 10 hingga 45 cm.
Di jalur Sungai Sekayam, beberapa wilayah terdampak cukup parah. Di Kelurahan Sungai Sengkuang, Lingkungan Doku mengalami kenaikan air hingga 30-60 cm dengan dua rumah terendam, sedangkan di Lingkungan Sungai Kosak, ketinggian air mencapai 50-70 cm.
Desa Pana, Dusun Ribau, bahkan mengalami banjir dengan ketinggian 80 cm hingga 1,5 meter. Desa Mengkiang, Dusun Mengkiang, menjadi salah satu daerah paling terdampak dengan 36 kepala keluarga (KK) terpaksa mengungsi, sementara 46 rumah yang berada di tepian sungai terendam banjir.
Desa Kambong, Dusun Kambong, juga mencatat dampak yang cukup besar dengan 50 KK terdampak dan 30 rumah terendam banjir. Ketinggian air di wilayah ini mencapai 80 cm hingga 1 meter, memaksa 45 jiwa mengungsi ke rumah keluarga di dataran tinggi.
Beberapa jalur utama di Kecamatan Kapuas seperti Jalan Pantai Sekayam dan Jalan Dr. Surono di Kelurahan Sungai Sengkuang juga mengalami genangan air dengan ketinggian berkisar antara 10-80 cm.
Kapolsek Kapuas menambahkan bahwa kondisi geografis wilayah ini memang rentan terhadap bencana banjir dan tanah longsor, terutama dengan meningkatnya curah hujan dalam beberapa hari terakhir.
“Kami terus memantau perkembangan situasi karena air Sungai Kapuas dan Sungai Sekayam terus naik. Selain itu, arus sungai yang deras juga menjadi perhatian utama karena dapat mempercepat terjadinya erosi tanah di daerah perbukitan,” jelasnya.
Menurutnya, banjir di wilayah Sungai Sekayam sebagian besar merupakan banjir kiriman dari Kecamatan Beduai, Kembayan, dan Bonti. Hal ini membuat genangan air di daerah hilir semakin meningkat dan berpotensi menimbulkan dampak lebih luas.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan segera melapor jika ada kejadian darurat agar bisa segera ditindaklanjuti,” tambahnya.
Sebagai langkah antisipasi, Polsek Kapuas bersama pemerintah daerah telah menyiapkan skema evakuasi bagi warga terdampak. Beberapa titik pengungsian telah disiapkan, termasuk rumah-rumah warga yang berada di dataran tinggi.
“Kami juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mengambil risiko dengan tetap bertahan di rumah yang sudah terendam. Keselamatan jiwa lebih utama,” tegas Iptu Marianus.
Monitoring dan koordinasi akan terus dilakukan untuk memastikan kondisi di lapangan terkendali. Pihak kepolisian juga telah menyiagakan personel guna membantu evakuasi dan menyalurkan bantuan bagi warga yang terdampak.
“Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan penanganan banjir dan tanah longsor ini berjalan dengan baik,” tutup Kapolsek Kapuas. (Dny Ard / Hms Res Sgu)